Mari Turut Bergabung dalam Menara DOa Biro Pemuda setiap Senin pukul 20.00 WIB di rumah Bpk Pdt Dj Sitinjak: Jl Gaperta No 241-Medan - See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee.html#sthash.DeoYHewo.dpuf

Jumat, 21 Maret 2014

AMOS SI AWAM

INILAH YANG DIPERLIHATKANNYA KEPADAKU:TAMPAK TUHAN BERDIRI DEKAT SEBUAH TEMBOK YANG TEGAK LURUS, DAN DITANGAN-NYA ADA  TALI SIPAT.  LALU BERFIRMANLAH TUHAN KEPADAKU:  ”APAKAH YANG KAU LIHAT,AMOS?”JAWABKU: “TALI SIPAT!”BERFIRMANLAH TUHAN:     “SESUNGGUHNYA, AKU AKAN MENARUH TALI SIPAT DI TENGAH-TENGAH UMAT-KU ISRAEL:AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANNYA LAGI.
(AMOS 7:7-8)
 
Allah memerlukan pendapat Amos walaupun dia hanya seorang awam, seorang peternak domba dari desa Tekoa kira-kira 9 kilometer dari Bethlehem.Dia bukan  lulusan  satu perguruan tinggi dan dia bukan seorang Pelayan Tuhan yang profesional.Dia hidup 750 tahun sebelum masehi dan bukan peternak kaya, dia mencari buah sycamore untuk menambah makanannya, hanya orang miskin memakan buah ini,dia tidak sanggup untuk buah jeruk. Namun Allah memerlukan pendapatnya.Apa yang dilihat oleh Amos ,teramat penting bagi Allah. Allah memilih sendiri siapa yang menjadi temannya berbicara dan berunding…. Si Amos si orang awam. Allah memerlukan pendapat pendapat pribadi dari si orang awam ini :” apa yang kau lihat ?” Allah  ingin tahu apa pendapat seorang awam pada zaman itu.

Tidak senantiasa Allah membutuhkan pendapat professional .Begitu sering kita terjebak dalam ranking ciptaan kita sehingga kita hanya menghormati pendapat yang kita anggap berbobot untuk kita dengarkan.Allah menghormati pendapat orang awam, orang rata-rata.Mereka mempunyai pendapat yang bagus. Mereka mempunyai nilai yang jujur dan polos. Allah perlu tahu bagaimanakah sesuatu itu dilihat oleh orang biasa atau awam?.

Amos tahun 750  sebelum masehi , adalah representasi pekerja biasa, warganegara yang melakukan pekerja harian. Dia bukan pengurus partai dan tidak mempunyai koneksi orang dalam. Tidak ada yang memilih dia untuk  ikut dalam panitia pekerja sosial apalagi menjadi orang yang dituakan dalam masyarakat ,seperti menjadi anggota “badan legislatip”yang terhormat. Namun Allah memerlukan tafsiran atau pendapatnya---“Amos,apakah yang kau lihat ?”.”siapapun saya” saya mempunyai pendapat. Bahwa seorang awam dapat melihat  lebih jelas ,dan merasa lebih peka dari  Amazia seorang  “Imam di  Betel” atau Yerobeam raja Israel  yang memerintah pada zaman Amos. Baik Raja Israel maupun Imam Amazia tidak melihat bahwa Negerinya sedang dalam keadaan yang sangat gawat dan diambang kehancuran karena akan mendapat “penghukuman Allah” atas dosa-dosa negeri  tersebut. Allah bertanya kepada si awam Amos “apakah yang kau lihat?”Akankah Amos menjawab dengan jujur dan seadanya ? atau akankah dia akan menjawab bahwa negerinya itu adalah : ”negeri yang kaya,penuh dengan kebudayaan yang baik,memiliki sistem imamat  dan keagamaan yang baik ,diorganisir dengan rapi agar jawabannya  lebih impressip. Itulah soalnya.Orang seperti Amos akan melihat negerinya tersebut apa adanya. Negerinya telah runtuh dalam segala hal, dia melihatnya demikian.

Bila seorang  awam seperti amos tidak perduli lagi tentang bagaimana sebenarnya negerinya tersebut,bila dia tidak mempunyai pendapat lagi, bila dia  telah buta tentang erosi di negerinya itu, maka situasi tidak akan tertolong lagi.Negeri itu tidak akan dapat diselamatkan lagi.

Bila“Orang biasa” masih merasakan dan melihat,maka akan senantiasa ada kesempatan untuk “koreksi dan pembaharuan” Keberanian dan kepolosan haruslah di dalam warganegara yang setiap saat sedia berbicara dengan “lugu”nya. Inilah  maksud utama dari “pendekatan Allah” kepada Amos gembala dari Tekoa ini. Hal utama yang harus ditentukan di dalam satu  negeri adalah: apakah persepsi dari warganegaranya jelas,benar dan tidak berubah?.Apakah pendapatnya tentang kehidupan nasionalnya hari ini.Apakah dia akan menempatkan kenyamanan/keamanan lebih dulu dari kesadarannya akan negeri itu? Sebagaimana halnya amos, Allah ingin tahu apa pendapatmu tentang  negerimu. Kita tidak boleh bersembunyi dibalik Poll pendapat atau jajak pendapat via telepon yang disiarkan melalui acara TV,pun kita tidak ditanya tentang bagaimana pendapat “ majalah Time” atau majalah “gatra” tentang negeri ini,bukan pula pendapat para pendeta atau tokoh-tokoh agama,politikus atau para ahli, tetapi pendapat setiap orang:”apa yang kau lihat?” Ini perlu agar kita dapat berdoa dengan tulus kepada Allah untuk negeri dimana kita ditempatkan oleh Allah.

Bagi mereka yang merasa lebih professional untuk memberikan pendapat tentang negeri ini, itupun harus dihormati, tetapi pendapat orang awam yang hidupnya sekedar rata-rata,juga harus didengar dan dihormati.Ada nuansa kejujuran, keterbukaan bahkan “sense of belonging” dari mereka yang awam.Mereka juga dapat dan boleh    berpendapat,” they are of their opinion”.

Apa yang kita lihat akan mengungkapkan siapa atau apa kita secara batiniah.Ini adalah salah satu kebenaran prinsip Psykologi . Kita melihat apa yang kita cari. Apa yang kita  observasi dan  artikan adalah cermin dari siapa kita sebenarnya. Itulah ungkapan dari kasih, keinginan,ketakutan atau keyakinan kita. Dengan kata lain kita berhak untuk melihat negeri kita ini dari kacamata pribadi kita sendiri. Dan bila kita sudah sampai kepada jawabannya  dari “apa yang kita lihat?”. Maka kita akan berusaha untuk menolongnya, membangunnya kembali,menghargai hukum-hukumya dan mendoakannya dengan sunguh-sungguh agar Tuhan kembali memberkati Negeri kita tercinta ini.

Tuhan Memberkati. Haleluya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar